animasi

Senin, 13 Februari 2017

jumlah fonem dalam bahasa suku karo



TUGAS BAHASA INDONESIA
JUMLAH FONEM DALAM BAHASA KARO
   

                                                                                     DEA IVANA KEMBAREN


 
Fakultas Keguruan dan  Ilmu Pendidikan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Quality
T.A 2017/2018

JUMLAH FONEM DALAM BAHASA KARO
No
Lambang
Pengucapan
1
A
A
2
B
Be
3
C
Ce
4
D
De
5
E
E
6
F
Ef
7
G
Ge
8
H
Ha
9
I
I
10
J
Je
11
K
Ka
12
L
El
13
M
Em
14
N
En
15
O
O
16
P
Pe
17
Q
Qiu
18
R
Er
19
S
Es
20
T
Te
21
U
U
22
V
Ve
23
W
We
24
X
Ex
25
Y
Ye
26
Z
Zet
27
Ny
Nye
28
Ng
Nge
29
Sy
Sye
30
Kh
Kha
























  1. Fonem Vokal
Bahasa Karo memiliki fonem vokal sebanyak Empat buah fonem.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh sebagai berikut:
Vokal
Awal
Tengah
Akhir
/a/
/amak/’Tikar’
/banci/’bisa’
/ula/‘Jangan’
/i/
/ija/’Dimana’
/Malit/’Ga ada’
/kai/’apa’
/u/
/ula/’Jangan’
/buat/’bikin’
/bau/’bauk’
/é/
/éta/’ayuk’
/méré/’Kesini
/me/’kan’
2. Fonem Konsonan
pada bahasa Karo.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh sebagai berikut:
Konsonan
Awal
Tengah
Akhir
/b/
   Buai/banyak
/abu/debu
/sérab/‘silau’
/c/
/cia/’kencing’
/ucok/’nama panggilan’
/d/
/dahin/
‘kerja’
/edi/’ini’

/g/
   /gulen/’sayur
/enggo/’udah’

/h/
/hariko/
‘kesini’
//
/basöh/
‘basah’
/j/
   /jambe/’labu’
/ija/’dimana’
/k/
/kai/
‘apa’
/erkai’ngapain’
/mulak/’pulang’
/m/
/man/’makan’
/empo/’nikah’

/n/
/nakan/’nasi’
//’api’

/p/
/pulung/
‘kumpul’
/ipen/’gigi’

/r/
/rende/
‘nyanyi’
/aron/’gotong royong’
/anggar/
‘pikirkan’
/s/
/selop/
‘sandal’
/asap/’asap’

/t/
/tutur/’mengenal keturunan’


/w/



/y/
/uyah/’garam’
/éy/’éy’
/ng/



/ny/




1. Morfologi Bahasa Karo
Morfologi adalah ilmu bahasa yang mempelajari morfem dan bagaimana morfem-morfem tersebut menjadi kata atau morfem kompleks (T.F. Djajasudarma, 1987:14).Morfem sendiri merupakan satuan bunyi bahasa yang terkecil yang mengandung arti atau ikut mendukung arti.Dikatakan pula bahwa morfologi adalah ilmu bentuk (struktur) kata atau tata bentuk kata (T.F. Djajasudarma, 1987:14).
Morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk struktur kata yang serta pengaruh perubahan-perubahan struktur kata terhadap golongan dan arti kata (Ramlan, 1980:2).
Didalam morfem dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: morfem bebas dan morfem terikat.
Morfem bebas adalah morfem yang dpat berdiri sendiri dan dapat dimengerti bila dikatakan dalam kehidupan sehari-hari (T.F. Djajasudarma, 1987:14). Contoh dari morfem bebas sebagai berikut:
Ue ‘iya’
matawari ‘matahari’
Beltek‘perut’
Morfem terikat adalah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri, karena itu tidak dimengerti apabila dikatakan tersendiri dalam kehidupan sehari-hari. Morfem terikat ini dapat berupa afiks(imbuhan) yang berfungsi mendukung arti (T.F. Djajasudarma, 1987;15).
Morfem terikat dibagi menjadi dua bagian, yaitu morfem terikat secara morfologis (MTM) dan morfem terikat secara sintaksis (MTS). Contoh morfem terikat secara morfologis (MTM) sebagai berikut:
Guro ‘mengganggu’
Periksaken ‘memeriksa’, dan sebagainya.

Adapun contoh morfem terikat secara sintaksis (MTS) sebagi berikut:
Rumahna ‘rumahnya’
Katana ‘ucapnya’, dan sebagainya.

  1. Bentuk-Bentuk Reduplikasi
Sebagaimana yang telah disebut sebelumnya bahwa, reduplikasi sebagai proses pengulangan, dapat terjadi secara penuh (full reduplication), secara sebagian (parsial), dan dapat pula terjadi karena perubahan vokal maupun konsonan.
Dalam linguistik Indonesia, istilah reduplikasi sudah lama dikenal, bahkan lazim dipakai dalam bahasa Jawa. Sebagaimana yang kita kenal dengan istilah:
a. Dwilingga, yakni pengulangan morfem asal atau sering dikenal dengan reduplikasi  utuh dengan tidak disertai vokal. Dalam bahasa Karo, misalnya:
Guro—- guro-guro (Main-main)
Usur—- Usur-usur(Terus-terus)
Siunguda—– Singuda-nguda(anak gadis-anak gadis)
lang—- lang-lang(ngak-ngak)
Dalam bahasa Indonesia dwilingga atau reduplikasi utuh, misalnya:
Man-man— semuanya makan
Kade-kade—saudara
Lungun-lungun— kesepian
Dalam bahasa Sunda dwilingga atau reduplikasi utuh, misalnya:
dalandalan-dalan—(jalan-jalan)
b. Dwilingga Salin Swara, pengulangan morfem asal dengan perubahan vokal dan fonem lainya, atau sering dikatakan sebagai reduplikasi utuh dengan disertai perubahan vokal.  Dalam bahasa karo, misalnya:
sudusudu-sudu (berkali-kali batuk)
Lebu— lebu-lebu (berkali-kali memanggil)
mbedak— mbedak-mbedak (berkali-kali bangun)
muli—muli-muli (berkali-kali balik)
kujahkujah-kujeh (berkali-kali kesana)
Kedua reduplikasi tersebut jika disertai nasal, akan berwujud dalam contoh lain, seperti:
c. Dwipurwa, pengulangan silabe pertama atau perubahan bunyi vokal, selain vocal [  ], yaitu [u], [a], [  ] [o] berubah menjadi [  ], sedangkan kata yang suku kata pertamanya bervokal [  ] tidak mengalami perubahan. Dwipurwa sering disebut sebagai reduplikiasi sebagian (parsial), contoh:
Ija-ije-ijo (Mengatakan tempat)
  1. Vokal [u], [a], [i] berubah menjadi [   ]:
LangLangLenga (mengatakan belum)
Dalam bahasa Indonesia dwipurwa atau perubahan bunyi vokal, misalnya:
Erdalin—dalin-dalin
diberu—beru-beru
Singuda—nguda-nguda
leluhur—luhur-luhur
  1. Suku kata pertama bervokal [   ] tidak mengalami perubahan vokal:
didong—[d   lU?] —dididong [      lU?] Dinyanyikan
d. Dwiwasana, yakni pengulangan yang terjadi pada akhir kata. Dwiwasana sering disebut sebagai reduplikasi sebagian dari suku kata bagian belakang. Pada umumnya dwiwasana disertai sufiks-an, misalnya:
Jungutjungutijungutan (marah)
kiamkiamkenkiamken(larikan)
Harap-terharap (Berharap)
Bentuk-bentuk reduplikasi (a) dan (b) tersebut dapat disertai afiks-afiks tertentu atau mengalami penambahan afiks (reduplikasi berkombinasi dengan afiksasi), misalnya:
mberembere-mberena (keponakan)
mampamampa-mampaken (tersesat)
pedah—pedah-pedahken (nasehat)
e. Trilingga, yakni pengulangan morfem asal sampai dua kali,  dalam bahasa Jawa, misalnya:
Lang-lenga (mengatakan belum)
Ija-ije-ijo (Menyatakan tempat ).
Jadi Jumlah fonem dalam bahasa karo ada sebanyak 30 fonem,
Dengan perincian, vokal sebanyak 5, konsonan 25,
Tidak ada diftong.

computer doc

download document klik disini